twitter
rss

    Sudah seminggu ku lewati sejak hari itu. Aku berniat untuk menemui Adith lagi setelah pulang sekolah nanti dan aku akan mengajak Lisna dan Heri. Aku akan menggunakan segala cara supaya mereka mau ikut! Maka saat istirahat aku menghampiri mereka dikantin.

    "Lis, kamu mau makan apa?" tanyaku pada Lisna
    "Aku mau bakso"
    "Heri mau makan apa?" tanyaku pada Heri
    "Aku mau ketoprak"
    "Minumnya?" tanyaku pada mereka berdua
    "Kenapa sih nanya-nanya? Kamu teh mau bayarin kita? Hehe.." tanya Heri
    "Iya, aku mau bayarin kalian. Aku lagi dikasih uang lebih hari ini"
    "Ah, nu bener?"
    "Beneran!"
    "Ada imbalan gak nih?" tanya Lisna
    "Emm.. nggak kok, nggak ada! Beneran! Udah pokoknya semua jajan kalian hari ini aku yang bayarin, oke?"

    Dan akhirnya aku mengorbankan uang jajanku untuk mentraktir mereka.. huhh.. untungnya aku bawa bekal. Dan saat pulang sekolah, aku mulai melancarkan aksiku.



    "Lis, Her, kalian mau bantu aku?" tanya ku pada mereka
    "Bantu apa?" tanya Lisna
    "Hmm.. tapi aku gak enak bilangnya, takut ngerepotin kalian berdua"
    "Ah.. udah gak usah sungkan, bilang aja dith!" kata Lisna
    "Emm.. gini, mungkin ini permintaan terakhir aku. Besok aku mau pindah lagi ke Bandung, tapi aku punya satu permintaan sama kalian berdua. Kalian mau ga? Mau kan? Terakhir lho!" rayu ku
    "Wah, yang bener kamu teh! Beneran mau pindah lagi? Kok mendadak??" tanya Heri
    "Iya, pokoknya ada yang bikin aku harus pindah dari sini. Kalian mau ya bantu aku? Please..."
    "Hmm, yaudah deh kalo gitu. Aku mau, Her, kamu mau gak?" kata Lisna
    "hHmm.. yaudah atuh heri juga mau deh.. lagian gak enak, dia kan udah bayarin kita jajan"
    "Beneran ya? Asik.. makasih"
    "Emang bantu apa sih dith?" tanya Heri
    "Ada deh, nanti aja pulang sekolah ya!"

    Dan merekapun hanya menatapku dengan tatapan orang bingung dan curiga. Hehehe.. semoga mereka tidak tau apa yang aku rencanakan. Saat pulang sekolah aku sudah menunggu mereka digerbang sekolah.

    "Lis, Her, sini!" aku memanggil mereka
    "Hmm, kalian beneran ya mau bantuin aku? Sekarang kalian ikut aku!"

    Tanpa berkata apa-apa mereka hanya mengikuti langkahku yang semakin jauh dari sekolah dan tempat ramai. Tapi lama-lama mereka jadi agak curiga dan mulai bertanya-tanya, mau kemana kami ini? Tapi aku tak menjawab, aku hanya diam dan tersenyum. Sesekali aku tertawa kecil karena melihat tampang mereka yang sangat kebingungan dan juga seperti yang takut. Hihihi..

    "dith, kita teh mau kemana? kok sepi sih?" tanya heri
    "iya, dith, kita mau kemana?" tambah lisna
    "udah, kalian ikut aja!" jawabku singkat

    dan setelah kami mulai dekat dengan tempat misterius itu, aku melihat wajah lisna dan heri yang langsung memucat dan ketakutan. lalu mereka diam.

    "hey, lis, her, ayo jalan! kok diem? capek?" tanyaku
    "dith, kamu teh mau bawa kita ke tempat serem itu ya?!" tanya heri
    "dith, kenapa kamu gak bilang sih kalo kamu mau ngajakin kita ke tempat itu? kita gak mau ke tempat itu! serem kan dith.." tambah lisna
    "hmm.. maaf ya! abisnya kalo aku ngomong dari awal kalian pasti gak mau ikut kan?" jawabku
    "tapi kan gak usah pake bohong juga dith! udah ah, aku mau pulang!" kata lisna dengan kesal
    "aku juga mau pulang aja ah dith. maaf ya! aku gak berani ke tempat itu. kamu juga mending pulang aja, nanti kamu kenapa-kenapa lagi" kata heri
    "aku gak mau pulang! aku tetep mau kesana. kalo kalian mau pulang, pulang aja! aku bukan orang penakut kaya kalian!" kataku yang langsung berlari meninggalkan mereka.
    "ditha! ditha...!" panggil heri
    "udah lah her, biarin aja. dia emang keras kepala! ayo kita pulang!" lisna mengajak heri pulang

    dan mereka pun pulang, sementara aku tetap berlari menuju ke tempat itu. dan sesampainya aku di tempat itu, aku duduk di bawah pohon yang rimbun itu. aku menangis sendiri. aku merasa hanya ada aku disitu, menangis sendirian tanpa ada yang menemani. tapi kemudian aku mendengar suara seseorang yang aku tau siapa dia.

    "udah dith, jangan nangis lagi!" kata adith
    "eh.. adith? adith ya?" tanyaku
    "iya, aku. sini dith, diatas"

    aku melihat ke atas pohon. ada dia disana sedang duduk sendirian, dan akupun langsung memanjat pohonnya dan duduk disampingnya.

    "udahlah dith, gak usah nangis cuma karna masalah kecil" kata adith
    "hiks.. tapi aku sebel sama temen-temen aku! mereka tuh penakut banget sih?! padahal kan tempat ini gak nyeremin" kataku sambil menangis lagi
    "haha.. ditha, ditha. wajar kok mereka takut tempat ini. kamu jangan keras kepala dan jangan bohong!" kata adith
    "hiks.. darimana kamu tau aku bohong?" tanyaku
    "aku tau dari mata kamu.." jawabnya

    mendengar kata-kata adith aku hanya terdiam dan tertunduk sambil berusaha untuk menghentikan tangisku. sampai tiba-tiba, adith.. memelukku. aku kaget. tapi entah kenapa, aku merasa nyaman dan hangat dipelukan adith. aku seperti merasa dipeluk ayah dan bunda. aku teringat bunda dan aku tak bisa menahan airmataku lagi.

    "nangis aja dith.." kata adith lembut

    cukup lama aku dalam pelukan adith. hingga adith mulai berbicara lagi dan melepaskan pelukannya.

    "kamu udah tenang?" tanya adith
    "iya..." kataku sambil tersenyum
    "kamu inget seseorang ya?"
    "iya. aku inget alm.bunda aku.."
    "hmm.. aku juga suka inget mama aku"
    "mama kamu udah meinggal juga?"
    "enggak, mama masih ada. tapi udah hampir mati"
    "hah? maksud kamu apa?!" tanyaku kaget
    "hmm.. kamu tau alasan aku sering disini?" tanya adith yang sepertinya mengalihkan pembicaraan

    aku hanya menggelengkan kepalaku.
   
    "aku bosan di rumah aku yang selalu ramai. hahaha.. kamu pasti bingung kan? aku bosan dengerin orangtua aku yang ribut setiap hari, dith. keributan mereka itu yang bikin rumah aku ramai. aku pengen mereka mati aja, supaya rumah aku sepi. tapi aku gak bisa bunuh papa aku, aku juga gak tega bunuh mama aku. aku kasian sama adik aku yang masih kecil" jelas adith dengan tenang dan kemudian tersenyum menatapku.

    akupun membalas senyumnya dan agak bergeser sedikit dari dirinya. aku jadi agak merasa takut. tubuhku dingin, wajahku pucat, jantungku berdetak dengan kencang. lalu kemudian adith melanjutkan ceritanya.

    "papaku orangnya keras dan tempramental. mama aku sering disiksanya, aku dan adik aku juga. s***n!! aku gak tahan dengerin ocehan papa aku dan teriakan kesakitan mama aku. juga tangisan adik aku. gak cuma mama dan adik aku, aku juga sering disiksanya. hahaha.. sayang, siksaan dia gak bisa bikin aku mati. aku gak betah dirumah dengan suasana begitu. makanya aku sering ke tempat ini untuk menenangkan hati aku. orangtua aku atau siapapun gak ada yang tau aku disini, kecuali kamu" cerita adith
    "emmh.. begitu ya? he.. he.. he..." kata ku agak gugup
    "kamu gak usah gugup begitu. aku bukan pembunuh atau tukang nyiksa kaya papa aku. aku orangnya baik dan manis kok kaya kamu.. hehe" kata adith sambil tersenyum
    "hehe.. narsis kamu!"

    setelah itu aku dan dia terdiam, aku menatap wajah adith yang tenang. lalu dia juga menatapku sambil tersenyum, aku malu dan tertunduk. tapi, aku sejenak berfikir tentang adith. dia ini benar-benar anak yang aneh atau misterius? begitu banyak tanda tanya dikepalaku tentangnya. mendengar ceritanya, haruskah aku merasa takut atau berempati? masalah dalam keluarganya, suasana hatinya, dan sikap misteriusnya.

    dan mengenai kejadian dia memelukku, kenapa aku merasa nyaman dipelukannya? aku juga senang melihat senyumannya yang.. ya, manis. tiba-tiba ku rasakan jantungku berdebar-debar, dag-dig-dug, ada perasaan aneh yang aku rasakan. kenapa aku ini?

    "kamu kenapa dith?" tanya adith
    "ahh.. gak kenapa-kenapa" jawabku gugup dengan pipi yang memerah
    "kamu gak pulang? nanti nenek kamu nyariin lho!"
    "emmh.. iya, jam berapa ini?" kataku sambil melihat jam di tanganku.
    "ah, baru jam 2. hehe.. terusin cerita kamu dith!"
    "hehe.. aku kira kamu gak tertarik sama cerita aku. ngomong-ngomong, pipi kamu merah tuh! Hahaha.."
    "ah.. hehehe.. pipi aku merah soalnya, huff.. cuacanya panas ya?" kataku yang jadi salah tingkah sambil memperagakan orang yang sedang kepanasan, padahal cuaca saat itu mendung!
    "hmm... aku suka tempat ini, terutama pohonnya. pohon ini besar jadi aku bisa duduk didahannya kaya sekarang ini. pohon ini juga daunnya rimbun banget, bikin teduh apalagi kalo panas ditambah angin sepoi-sepoi, bikin adem dan ngantuk.. hehehe.."
    "kamu bener dith, aku juga suka pohon ini. dari sini juga aku bisa lihat pemandangan yang indah kaya gini. emm, itu lihat! rumah nenek aku keliatan. eh, jangan-jangan kamu suka ngintipin aku ya? hahahaha. . ."

    yah, aku dan adith tertawa bersama, aku senang bersamanya. tapi hari sudah sore dan aku harus cepat pulang. aku berpamitan pada adith sementara adith akan tetap berada diatas pohon, entah sampai kapan. dan sementara itu..

    "halo, ini lisna?" kata nenek
    "iya, ini lisna" jawab lisna dari telepon
    "lis, ini neneknya ditha. kamu tadi pulang bareng ditha gak? kok jam segini ditha belum pulang ya?"
    "hah? ditha belum pulang? ya ampun ditha! nekat banget sih?!"
    "emm, kamu tau ditha dimana?"
    "tadi kita emang pulang bareng nek, tapi kalo ditha pergi ke danau yang serem itu nek. tadinya lisna sama heri juga diajakin tapi kita gak mau. aku udah ngelarang ditha nek, tapi dia tetep pergi kesana"
    "apa?! haduhh.. ditha.. yasudah, makasih ya lisna"
    "iya, sama-sama nek"

    dan setelah aku sampai dirumah, nenek sudah duduk diruang keluarga dengan wajah yang sepertinya akan memarahiku.

    "ditha! darimana kamu?" tanya nenek geram
    "emm, ditha abis maen nek" jawabku
    "maen darimana?! dari danau itu kan?!"
    "e.. e.. enggak nek, ditha, ditha dari..."
    "udah, kamu gak usah bohong! tadi kata lisna kamu tuh abis dari danau! iya kan?! ayo ngaku!" kata nenek marah
    "iya nek, iya! ditha abis dari situ! kenapa?!"
    "kamu ini, susah dikasih tau! nenek kan udah bilang jangan suka maen kesana, sendirian lagi!"
    "kenapa sih nek? emang ada apa disana? lagian aku juga gak sendirian kok, aku sama temen aku, adith"
    "adith? siapa adith?"
    "dia temen aku!"
    "kamu ini, jangan-jangan dia ya yang suka ngajakin kamu maen kesana? udah, pokoknya mulai besok kamu gak boleh kesana! dan jangan temuin si adith itu! ngerti kamu?!"
    "ahh.. apa sih nenek?! aku kan.."
    "ditha! udah, cepet masuk kamar!"

    akhirnya dengan rasa kesal aku pergi ke kamar. aku menangis sambil sesekali menyebut nama adith. kenapa yang aku sebut Adith ya? lalu ringtone hp-ku berbunyi tanda ada SMS masuk, dari kak Birma.

    "dith, kk sudah ada dirumah. besok sore mungkin kk udah sampe dirumah nenek. kabar ditha dan nenek gmn? kk kangen ma ditha! :D"
    "wah, kk udah d rumah y? cepet kesini k ! ditha pgn curhat ma kk.. kbr ditha ma nenek baik :)"

    dan setelah beberapa kali aku saling mengirim SMS dengan kak birma akupun tertidur. ketika pagi menjelang, aku segera siap untuk mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah. tapi saat sarapan aku dan nenek hanya saling diam tidak seperti biasanya. aku berangkat sekolahpun tak berpamitan pada nenek, benar-benar kacau!

    saat disekolahpun aku, lisna dan heri juga hanya saling diam terutama lisna. aku juga agak sedikit merasa marah padanya, karena dia yang memberitahu nenek kalau kemarin aku ke danau itu. sementara heri hanya seperti jembatan penghubung antara aku dan lisna. heri mencoba membujukku agar aku tak marah lagi pada lisna, dia juga membujuk lisna agar tidak marah padaku.

    "dith, udah atuh jangan marah lagi sama lisna ya? baikan aja supaya kita bisa main-main lagi!" bujuk heri
    "enggak! aku gak mau baikan sama orang yang suka ngadu! percuma baikan juga, dia kan penakut mana mau diajak main-main lagi?!" jawabku dengan ucapan menyindir lisna
    "eh, dith, aku bukannya tukang ngadu! tapi kan kemarin itu nenek kamu nanyain kamu, masa aku harus bohong? dan masalah tempat itu, danau itu kan emang nyeremin! gak cuma aku aja kok, semua orang juga takut!!" kata lisna
    "tapi aku gak takut! emang dasarnya aja penakut!" kataku
    "aduh.. udah atuh jangan berantem terus ah.." kata heri
    "diem kamu her!" bentakku
    "tuh kan her, kamu aja dibentak begitu. udah gak usah ditemenin anak yang keras kepala begitu. aku juga gak mau berteman sama orang yang suka bohong! kita ke kantin aja her!" ajak lisna pada heri
    "yaudah sana!" kataku

    yah, dirumah, disekolah, keadaannya benar-benar kacau.. menyebalkan! parahnya lagi, keadaan seperti ini terus berlanjut sampai 1 minggu! tapi kalau aku dan nenek sudah baikan. dan karena aku rasa hubungan aku dan nenek sudah membaik, aku berniat untuk pergi ke danau itu lagi saat pulang sekolah nanti. sudah lama aku tak kesana. hehehe..

    akupun berjalan menuju ke danau itu, dari kejauhan aku seperti melihat adith yang sudah berada diatas pohon. tapi dia seperti menangis. kenapa adith menangis? dan sepertinya dia merasa kesakitan! tapi sebelum aku mendekati pohon itu, adith berteriak-teriak memanggil nama seseorang. Irma. Irma? siapa? Ah, aku tak sabar lagi, aku segera menghampiri pohon itu dan memanjatnya. Dan ku temukan adith yang sedang menangis dan, berdarah-darah...

    "Ya Tuhan, adith! kamu kenapa?" tanyaku kaget
   
    ku lihat tangannya yang penuh darah, wajahnya yang banyak luka lebam, hidungnya pun mengeluarkan darah.. saat itu juga aku langsung mengajak adith untuk turun dari pohon agar aku bisa mengobati lukanya. aku bersihkan darah ditangannya dengan air danau dan sapu tangan yang aku punya. ku lap luka di wajahnya dengan sangat hati-hati..

    "adith.. kenapa kamu begini? kenapa dith?" tanyaku sedih
   
    dia tak menjawab, dia tetap menangis sambil menyebut nama Irma lagi.. ku tanyakan padanya siapa Irma dan dia langsung memelukku dan berkata,

    "irma, dith.. irma adik aku, dia, dia mati!" kata adith sambil menangis
    "ah.. kenapa dith?" tanyaku
    "papa aku yang bunuh! PAPA AKU!!! AAAAAaaaarrrgghh...!!"
   
    aku kaget mendengarnya dan aku tak kuasa menahan tangisku, aku membalas pelukannya. ku dekap erat tubuhnya yang dingin.. aku sungguh tak tau harus berkata dan berbuat apa... sementara dia tetap menangis dengan menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. oh, adith.. dan setelah dia mulai berhenti menangis, aku mencoba menenangkannya.

    "udah dith, sabar yaa.." kataku
    "s***n!!! dia udah bunuh adik aku! apa gak cukup dia nyiksa mama dan aku setiap hari?! kenapa harus adik aku?!! kenapa gak aku aja?!! aaaarrghh!!!"
    "dith, udah.. kamu tenang dith, udah... kita bisa laporin ke polisi kalau kamu mau. ya?"
    "jangan ditha! jangan... jangan..."
    "tapi dith, ini udah jadi kasus kriminal! harus dilaporin ke polisi!"
    "JANGAN DITH!" adith membentak ku

    aku dan adith terdiam cukup lama dan diapun sudah benar-benar tenang. dia mulai berbicara padaku..

    "makasih dith"
    "eh.. iya.. sama-sama"
    "maaf, tadi aku bentak kamu"
   
    aku tersenyum.

    "kita ke atas pohon lagi yuk?"

    belum sempat aku menjawab ajakannya, dia sudah menarik tanganku. tapi saat akan memanjat pohon, aku menahan diriku.

    "jangan ke atas dulu dith! disini aja" kataku
    "kenapa? dari atas pemandangannya kan lebih bagus! kamu suka kan?"
    "iya, tapi untuk sekarang disini dulu aja"

    dan aku pun langsung duduk dibawah pohon dengan kepala bersandar dibatangnya. ku pejamkan mataku, ku rasakan hembusan angin yang menyentuh wajahku. ku dengarkan suara air danau yang tenang, dan suara angin yang meniup daun-daun pohon ini. dan ketika aku membuka mataku, aku sudah melihat adith yang tidur dipangkuan ku. dan dia berkata..

    "Aku ngantuk dith.. Oya, nama lengkapku Adithia Prayoga. Hoooaaamm..."

    dan diapun tertidur pulas di pangkuanku. ku tatap wajahnya yang penuh luka lebam, ku belai rambutnya, ku rasakan kesedihan adith yang begitu dalam dan airmataku mengalir lalu menetes dipipi adith yang tertidur... tapi semakin aku melihat adith, semakin dalam perasaan yang aku rasakan! jantungku berdebar-debar lagi, dag-dig-dug.. lalu ku pejamkan mataku dan tertidur.

    setelah cukup lama aku tertidur, aku mendengar suara seseorang yang memanggil namaku.

    "ditha.. ditha.. bangun dith!"

    ku buka mataku dan aku melihat..

    "kak birma!" teriakku dan langsung memeluk kak birma
    "kamu ngapain disini? sendirian lagi.. kamu ketiduran ya?" kata kak birma
    "aku lagi.. eh?"

    aku baru menyadari, tadi aku bersama adith. adith sedang tidur dipangkuanku, tapi kemana dia? kenapa hanya ada aku sendiri? aku melihat keseluruh tempat ini dan aku berdiri, memanjat pohon, tapi tak juga kutemukan adith.

    "ditha! kamu ngapain sih? ayo turun! nanti kamu jatuh!" teriak kak birma
    "eh.. iya kak.."

    akupun turun dan berjalan pulang bersama kak birma, meninggalkan danau itu. diperjalanan aku bertanya pada kak birma..

    "kak, waktu kakak datang, aku lagi sama siapa?"
    "emm, sendirian"
    "sendirian? beneran?"
    "iya, bener. kamu lagi duduk, tidur, sendirian. emang kenapa?"
    "emm.. gak kenapa-kenapa kok kak. oya, kakak kapan datang?"

    dan kamipun mengobrol sepanjang perjalanan menuju ke rumah. tapi tetap saja, aku memikirkan adith. kemana dia? hmm.. hatiku sungguh tak tenang memikirkan adith apalagi dengan keadaan begitu. Ya Tuhan.. lindungi adith..

    dan setibanya dirumah, nenek sudah menanti kami dengan rasa cemas.

    "ditha! haduh.. kamu ini bikin khawatir nenek! nenek kira kamu mau kabur!"
    "haha.. ditha mana berani kabur nek? anak cengeng begini" ledek ka birma
    "huu.. apa sih kakak! hmm, maaf nek, ditha bikin nenek khawatir.."

    dan setelah itu aku mengobrol dengan kak birma.

    "eh, dith, tadi kamu ngapain sih di danau itu?"
    "em.. aku gak ngapa-ngapain, cuma main aja. oya, darimana kakak tau aku ada disana?"
    "emm.. jangan bilang-bilang nenek ya! kak birma tau dari temen kamu lisna"
    "hah?? tuh kan, bener-bener deh tu orang! gak bisa jaga mulut! huh.." kataku geram
    "eh.. eh.. kamu kok ngomongnya gitu sih? harusnya kamu tuh berterimakasih ma dia!"
    "buat apa?!"
    "ya, karna dia yang ngasih tau kakak tentang tempat itu. dan tentang kamu lagi dimana"
    "apa? dia ceritain tempat itu juga? ih.. nyebelin!"
    "hmm, asal kamu tau, dia rela bohongin nenek demi kamu lho! dia bilang ke nenek kalau kamu tuh lagi maen dirumahnya, terus nenek yang nyuruh kakak jemput kamu. lisna udah cerita semuanya sama kakak. katanya nenek gak suka kamu ke tempat itu kan? tapi kamu tetep aja suka kesana. dasar kamu! terus dia juga cerita katanya kamu marah kan sama dia gara-gara dia gak mau ke danau itu?"
    "hehe.. iya kak.."
    " dith, dia itu gak mau kesana karna dia punya trauma disana. temennya pernah meninggal disana, tenggelam didanau itu"
    "hahh?? yampun, jadi gitu ya kak? sumpah, kak, aku gak tau! aku nyesel deh.. besok aku mau minta maaf sama lisna dan heri deh, kak"

    keesokan harinya di sekolah..

    "lisna.. maafin aku yaa.." kataku
    "buat apa minta maaf?!"
    "lisna.. aku nyesel lis. aku gak tau tentang trauma kamu!"
    "ditha, kamu tau tentang traumanya lisna?" tanya heri kaget
    "iya, aku tau dari kakak aku. heri, maafin aku yaa.. sumpah, aku gak tau soal ini"
    "hmm, iya, aku maafin kok dith!" kata heri
    "lis, maafin aku!"
    "buat apa minta maaf? aku kan udah maafin kamu.." kata lisna tersenyum
    "wah.. yang bener? kamu udah maafin aku??"
    "iya" kata lisna

    senangnya bisa berbaikan dengan mereka lagi. hehehe... pulang sekolah nanti aku berencana akan ke danau lagi. tapi aku mau pulang dulu, aku juga berniat akan mengajak kak birma. tapi, baru saja aku sampai rumah, aku sudah mendengar percakapan nenek dan kak birma yang tidak mengenakan hatiku.

    "namanya siapa nek?" kata kak birma
    "namanya Vanessa. aduh.. nenek gak sabar ngasih tau ini ke ditha! ditha pasti senang karna akan punya bunda baru!"

    kaget, sedih dan kecewa aku mendengarnya.

    "ENGGAK! DITHA GAK MAU PUNYA BUNDA BARU!!! ENGGAAAAKK!!!"

    aku berlari meninggalkan rumah. aku benar-benar sedih mendengar berita itu! aku tidak mau ada pengganti bunda! aku tidak mau!!! dan aku terus berlari hingga sampai ke danau itu. aku memanjat pohon itu dan menangis. tapi, kenapa disini sepi? kenapa tidak ada adith? biasanya dia selalu ada disini. kemana dia?

    dalam pikiranku, aku terus memikirkan tentang bunda baruku. aku tak mau ada pengganti bunda. tapi yang paling membuatku sedih adalah kak birma yang juga sepertinya mendukung adanya bunda baru. jika benar, berarti tak ada yang mendukungku lagi.. Oh, Tuhan.. Bunda...

    aku menangis dan rasa benciku sepertinya mulai muncul pada keluargaku. aku sendirian disini, aku ingin ada adith. tapi aku hanya bisa memanggil namanya.. adith, aku ingin kamu ada disini!
    lalu tiba-tiba aku mendengar seseorang yang memanggilku, adith kah?

    "ditha! turun dith! ditha!"
    "adith! a.."

    setelah aku melihat ke bawah, ternyata itu bukan adith. itu kak birma bersama nenek. aku menatap mereka dengan penuh kebencian!

    "aku gak mau turun! aku mau disini! kalian pergi aja! ditha benci sama kalian! BENCIII!!" teriakku
    "ditha.. ayo turun sayang.. nanti kamu jatuh!" bujuk nenek
    "ditha gak akan turun! biarin ditha jatuh, biar mati aja sekalian! ditha mau nyusul bunda sama kak ceyla!!"
    "dithaaa! jangan sayang.. ayo turun!"
    "ditha! kamu tuh salah paham.. kamu turun dulu, nanti kakak sama nenek jelasin!" kata kak birma
    "enggak! pokoknya gak mau! dan gak ada yang bisa gantiin bunda!"
    "haduh.. birma, gimana ini? ditha gak mau turun.."
    "aku juga gak tau nek.. hmm.. yaudah kita biarin aja ditha disitu dulu, nanti kalo dia capek juga dia bakal turun kok"

    maka kak birma dan nenek hanya menungguku dibawah. sementara aku masih duduk sambil terus menangis dan berharap adith ada disini.. tapi, lama ku menunggu adith tak muncul juga. aku mulai merasa pusing, badanku dingin, pandanganku kabur, dan ku rasakan hembusan angin yang menjatuhkan tubuhku ke bawah... aku terjatuh...

0 komentar:

Posting Komentar