twitter
rss

terdengar suara ayah! ayah ada disini.. tapi aku mendengar nada kecemasan dari suara ayah yang sepertinya sedang berbicara dengan, dokter? apa aku ada di rumah sakit?

    "dok, bagaimana keadaan anak saya?"
    "sepertinya anak anda agak sedikit mengalami tekanan batin. dan karna kecelakaan yang dialaminya, tangan kanannya patah lalu benturan yang cukup keras dikepalanya menyebabkan kerusakan yang cukup serius di syaraf matanya dan itu mengganggu penglihatan anak anda. mohon maaf pak andi, anak anda mengalami kebutaan" kata dokter itu
   
    mendengar penjelasan dokter, sungguh aku sangat terpukul. aku buta! aku tak dapat melihat lagi! tapi aku tak percaya, ini hanya mimpi. hanya mimpi...

    "Ya Tuhan.. tapi dok, mata ditha masih bisa disembuhkan kan? ditha masih bisa melihat kan?"
    "Ya, tentu saja pak. dengan operasi mata, ditha masih bisa disembuhkan. dan untuk melakukan operasi ini, ditha harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar"
    "apapun, dok, untuk ditha. yang penting ditha bisa melihat lagi"
    "iya, pak. kalau begitu saya akan membuat surat rujukan rumah sakit dulu. tabah ya pak!"

    ku dengar langkah kaki dokter yang meninggalkan ruanganku. dan ku rasakan tanganku yang digenggam erat oleh ayah. dan ku dengar suara ayah yang menangis. aku tak tahan, aku mencoba membuka mataku, tapi terasa sangat berat dan kenapa gelap? ku rasa aku sudah benar-benar membuka mataku, tapi kenapa tetap gelap?



    "ayah.. kenapa gelap? lampunya gak dinyalain ya?" tanyaku pada ayah
    "ditha.. kamu sudah sadar sayang?"
    "ayah, kenapa gelap? aku buta ya yah?"
    "enggak sayang, kamu gak buta"
    "tapi kenapa gelap? kenapa aku gak bisa liat ayah? aku buta kan yah? aku buta kan?"
    "ditha.. sayang.. kamu gak buta nak.."
    "aku buta ayah! aku buta!!"
   
    aku dan ayah terlarut dalam kesedihan yang amat dalam. aku benar-benar tak menyangka ini akan terjadi padaku. aku berharap ini hanya mimpi, tapi kenapa ini kenyataan?! aku tak mau buta.. aku tidak mau kalau sampai tak dapat melihat keluarga dan teman-temanku lagi. aku ingin melihat adith.. aku ingin melihat pemandangan yang indah itu bersama adith lagi..

    "sayang, kamu tenang ya! kamu bisa sembuh kok.. kamu bisa melihat lagi. tapi kamu harus dioperasi, kamu mau kan?" tanya ayah
    "iya, yah. ditha mau"
    "tapi kita harus ke bandung lagi. kamu akan dioperasi disana"
    "dibandung? berarti ditha harus pergi dari sini?"
    "iya sayang.."

    akhirnya setelah  3 minggu aku dirawat dirumah sakit daerah, aku bersiap untuk pergi ke bandung guna menjalankan operasi mataku. sebelum pergi, lisna dan heri mendatangiku untuk mengucapkan salam perpisahan. mereka juga memberiku kenang-kenangan, lisna memberiku boneka kucing, heri memberiku dodol garut dan mobil-mobilan. haha.. agak aneh memang, aku kan cewek, kok dikasih mobil-mobilan?? tapi tak apalah.. yah, sepertinya aku akan benar-benar meninggalkan tempat ini dan rumah nenek juga si endut.

    sebenarnya, aku ingin mengutarakan keinginanku pada ayah sebelum pergi. aku ingin ke danau itu, siapa tau ada adith disana. tapi waktuku tak banyak, aku harus segera pergi. maka dengan rasa kecewa karna tak dapat berpamitan dengan adith, aku berangkat menuju bandung. diperjalanan aku terus memikirkan adith, dimana dia..?

    dan setelah sampai aku dirumah sakit bandung, tanpa berlama-lama aku langsung di tempatkan diruang operasi. jantungku berdebar-debar, aku merasa agak tegang dan takut. aku ingin ayah dan kak  birma ada disampingku. maka aku meminta agar ayah dan kak birma masuk ruang operasi, tapi hanya boleh satu orang. maka aku memilih kak birma.

    aku mendengar gerak-gerik para dokter dan suster yang sedang mempersiapkan alat operasinya. juga suara kak birma yang berada disampingku, kak birma memberiku semangat.

    "kamu jangan tegang ya dith! operasinya pasti berhasil! kakak yakin, kamu juga harus yakin, kalo kamu bisa ngeliat lagi" kata kak birma memberiku semangat dengan suara yang bergetar.
    "iya, kak. ditha yakin kok. ditha juga percaya sama kakak, kakak kan calon dokter lulusan Perancis yang jenius!" kataku sambil tersenyum

    ku rasakan jarum suntik mengenai lenganku dan aku mengantuk..

    5 jam waktu operasi mataku. 5 jam aku terbius. 5 jam aku membuat ayah dan kak birma harap-harap cemas. pasca operasi, aku dibawa ke ruang opname. sepertinya aku sudah mulai sadar. tapi aku merasa ada beban dikepala dan mataku. ku raba, dan sepertinya ada balutan perban yang melingkar di kepala dan mataku.

    "Ayah, Kak Birma..." panggilku
    "ditha! kamu sudah bangun?" kata kak birma
    "kak, gimana operasinya? aku udah bisa ngeliat kan?"
    "operasinya sukses dith! tapi kamu belum bisa liat. harus tunggu beberapa hari sampai bekas operasinya bener-bener kering"
    "oh, gitu? yaudah gapapa, yang penting aku bisa ngeliat lagi kak! emm, ayah mana?"
    "amin. ayah lagi di ruang dokter. dith, kamu istirahat aja ya!"
    "iya kak.."

    mendengar kabar baik ini, aku sangat gembira. akhirnya, aku bisa melihat lagi. hanya tunggu beberapa hari saja, aku tidak sabar! Oh, Tuhan, terimakasih..

    dan setelah 3 hari, akhirnya aku diperbolehkan untuk membuka perban yang menutupi mataku. dengan perlahan dokter membuka balutan perbannya, dan memintaku untuk membuka mata secara perlahan. untuk pertama kalinya setelah satu bulan aku buta, aku akan melihat dunia ini lagi. aku tak sabar!

    "aww.. perih.."
    "pelan-pelan yaa.. pelan-pelan.. ayo, coba lagi!" kata dokter
    "pelan-pelan sayang.." kata ayah
    "iya, yah.."

    aku kembali mencoba membuka mataku dengan sangat hati-hati.. dan aku mulai melihat cahaya terang, agak kabur. aku semakin membuka mataku, dan..

    "ayah! kak birma! ditha bisa liat lagi!" teriakku yang langsung memeluk ayah dan kak birma

    Oh, Tuhan, engkau baik sekali. terimakasih telah mengembalikan penglihatanku. tapi bukankah aku bisa melihat karna jasa si pendonor? siapa si pendonor baik hati ini? maka aku tanyakan pada ayah.

    "ayah.. siapa orang baik yang jadi pendonor buat ditha?" tanyaku pada ayah
    "ayah juga gak tau sayang" jawab ayah
    "oh, gitu. hmm, padahal ditha pengen berterimakasih sama dia"

    Dan setelah beberapa hari dirawat, aku diperbolehkan untuk pulang. aku senang sekali! akhirnya aku bisa pulang ke rumah, dan setibanya aku dirumah sudah ada nenek! ayah bilang, nenek akan tinggal bersama kami, dirumah ayah ini. selain itu, ternyata nenek membawa teman baru untuk aku! 5 anak kucing yang lucu-lucu! tapi, kemana si endut?

    "nek, si endut mana?"
    "si endut, dia udah mati dith.. setelah ngelahirin 5 anaknya ini"
    "hah?? endut! kebanyakan sih anaknya! hiks.."
    "udah, udah, kan ada penggantinya, 5 lagi!" kata ka birma
    "iya, kak"

    setelah semuanya berkumpul dan senang, aku mulai terpikirkan lagi tentang si pendonor.

    "Yah, apa Ayah udah tau tentang si pendonor mata aku?"
    "ah, iya. Ayah belum tau sayang.. nanti ayah cari tau ke dokter ya?"
    "oh, gitu? yaudah..."

    dan setelah aku benar-benar sembuh total, aku sudah kembali masuk sekolah. tapi tidak bersekolah di desa, aku kembali ke sekolahku yang dulu di Bandung. aku kangen lisna dan heri. aku tak punya nomor telepon ataupun handphone untuk menghubungi mereka. alamat email, facebook dan twitterpun tak punya. jadi kalau aku kangen mereka, aku akan memeluk boneka pemberian lisna dan memainkan mobil-mobilan pemberian heri.

    tak terasa sudah 2 tahun lebih berlalu. aku sudah lulus SMA dan sudah menjadi salah satu mahasiswi di universitas di Bandung. kak Birma juga sudah menyelesaikan studinya di Perancis, sekarang dia sudah jadi Dokter Spesialis Bedah! Kami sekeluarga bangga padanya. Dan yang paling membuatku senang adalah Ayah yang tetap menjadi duda keren, Ayah tidak jadi menikah! Egois memang, tapi sungguh, Ayah tak keberatan. Ayah bilang, Ayah sudah sangat bahagia memiliki keluarga kecil tanpa adanya pengganti Bunda. Ayah juga bilang, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Bunda dihati Ayah. Uh.. So sweet! tapi nenekku sudah meninggal 1 tahun yang lalu..

    suatu hari aku bermimpi bertemu dengan Bunda. aku bertemu dengan bunda di tempat yang sudah tak asing lagi bagiku, tapi aku tidak tau tempat apa itu namanya. dalam mimpiku, Bunda mengatakan sesuatu padaku dan sangat singkat. Bunda bilang,

    "kembali dan berterimakasihlah..."

    aku tidak tau maksud bunda apa dalam mimpiku itu. aku coba menceritakannya pada Ayah dan Kak Birma, tapi mereka semua punya pendapat yang sama. "itu cuma mimpi, gak usah dihiraukan!". hmm.. tapi kenapa sampai 6 kali aku terus bermimpi seperti ini?? dihari ke tujuh, aku kembali bermimpi. mimpi yang hampir sama, dengan aku yang berada ditempat yang sama tapi tanpa bunda. saat matahari terbenam, aku sendirian, sendirian memandangi pohon besar tua yang tak berdaun..

    keesokan harinya saat aku terbangun, aku melihat cermin dan menatap mataku sendiri dan tiba-tiba tubuhku terasa kaku dan dingin. kenapa dengan diriku? dan aku seperti masuk ke dalam mimpiku lagi. ada apa sebenarnya ini? akhirnya aku terjatuh pingsan. cukup lama aku pingsan, dan ketika aku sadar, ayah dan kak birma sudah ada disampingku.

    "kamu kenapa dith? kamu sakit?" tanya ayah
    "enggak kok yah. ditha juga gak tau kenapa dengan ditha. ditha merasa takut sekali yah sama mimpi ditha itu. ditha selalu terbayangkan ditha lagi ditempat itu, di danau kecil" jelasku
    "danau kecil? danau apa? dimana?" tanya kak birma
    "aku juga gak tau kak, danau itu gak bernama"

    beberapa hari kemudian ayah memberiku berita yang mengejutkan! ayah sudah tau tentang si pendonor mataku, ayah di beri alamat dimana si pendonor tinggal oleh dokter rumah sakit. aku, ayah dan kak birma segera berangkat menuju alamat itu dan cukup jauh juga.

    tapi ketika aku sudah tiba di alamat si pendonor, alangkah kagetnya kami yang mendapati kondisi rumah si pendonor. Rumahnya kosong, berantakan, kotor, dan nampak tak terurus. rumput-rumput liarpun tumbuh menutupi tembok rumah dan pagar rumahnya. kami mencoba bertanya kepada warga sekitar rumah itu. dan semakin kagetnya kami ketika tau tentang rumah ini dan penghuninya.

    "rumah ini udah kosong sejak 2 tahun lalu, lebih malah. yang punyanya semuanya udah meninggal karena dianiaya. pertama anaknya yang masih kecil, yang kedua ibunya, terus anak yang satu lagi sekarat di rumah sakit tapi akhirnya meninggal juga. nah, kalo bapaknya, dia ini yang ngebantai, tapi dia juga meninggal karna bunuh diri" jelas salah seorang warga
    "apa bapak tau dimana mereka dimakamkan?" tanyaku
    "aduh, maaf neng. gak ada yang tau mereka dimakamkan dimana. saya cuma tau makam anak lelakinya aja neng"
    "makam anak lelakinya? dimana pak?"
    "di danau kecil dibalik bukit sebelah timur sana neng"
    "danau kecil dibalik bukit? seperti dalam mimpiku" pikirku
    "yaudah, kita kesana dith? makasih pak" kata ayah

    kamipun pergi ke danau itu, tapi ketika sudah sampai didekat danau, aku meminta agar ayah dan kak birma untuk tetap berada di mobil. karna aku ingin sendirian kesana. aku berjalan sendirian, dengan suasana matahari yang hampir tenggelam disebelah barat. dan ketika aku sampai, aku seperti benar-benar berada dalam mimpiku: saat matahari terbenam, aku sendirian, sendirian memandangi pohon besar tua yang tak berdaun..

    ini benar-benar keadaan dalam mimpiku! Oh, Tuhan.. inikah tempat dalam mimpiku? lalu apa arti semua ini? dan.. dimana makam anak lelaki itu? aku melihat-lihat ke sekelilingku, tapi tak ku temukan satu makampun. kemudian aku berjalan menghampiri pohon besar itu, dan.. ada makam dibawahnya! makam yang tak terurus dengan batu nisan yang sudah usang. ku coba membersihkan batu nisan itu, agar aku bisa melihat nama siapa yang tertulis. dan batu nisan itu bertuliskan.. Adithia Prayoga.

    Adithia Prayoga? seperti aku pernah mengenalnya. ku coba kembali membuka ingatanku tentang danau ini, adithia.. adithia.. ADITH! ya, adith! aku ingat sekarang, ya Tuhan... Anak lelaki misterius yang slalu aku jumpai di atas pohon rimbun ini. Adith.. sekarang dia tertidur dibawah pohon tak berdaun ini... tapi, diakah si pendonor mataku? adith kah orangnya? aku sungguh tak dapat mempercayainya! ini tidak mungkin! Adith sudah meninggal? dan adith yang mendonorkan matanya untuk aku? aku tak percaya!

    aku menangis tapi aku benar-benar tak percaya jika memang benar ini makam adith.. tapi tak sengaja aku menemukan sederet kata-kata yang terukir dibatang pohon, "mataku adalah matamu. terimakasih dhita untuk sapu tangannya" dan aku lihat ada sebuah kotak kayu disamping pohon, ku buka kotak itu dan ku temukan sapu tanganku...

    "adith.. ternyata ini mata kamu, dith.. adith.. ADIIIIITH. . . . . hiks.. trimakasih, dith.."

    tak kuasa ku menahan airmataku, aku benar-benar larut dalam kesedihanku. makam yang berada dihadapanku adalah makam adith. adith yang slalu ku temui diatas pohon, adith yang dingin dan misterius, adith yang tampan dengan wajah tenangnya, dan senyuman manisnya. lalu aku berdiri dan mencari bunga-bunga, ku petik beberapa dan ku simpan diatas makam adith. kemudian ayah dan kak birma datang dan aku kembali berdiri, memandangi matahari yang semakin tenggelam disamping pohon yang sudah 2 tahun tak berdaun lagi. . .

24-4-2011 14:15
Lewat komputer jadul dikamar kakak.. :):):)

0 komentar:

Posting Komentar